#KlubBukuSmanda #TulangRusukSusu

Wanita tercipta dari tulang rusuk pria, karena memang ditakdirkan untuk menjadi pasangan, pendamping, pemberi kekuatan, dan penyeimbang hidup bagi pria. Dan setiap tulang rusuk itu punya pasangannya masing-masing. Satu untuk satu. Jadi, jangan pernah berharap ada tulang rusuk susu yang bisa tertukar, karena itu hanya akan menjadi judul-judul sinetron selanjutnya.
Cinta pertama bisa diibaratkan sebagai sesosok ‘tulang rusuk susu’. Memang erat melekat, tapi hanya sementara. Tentu saja, ketika tulang rusuk susu terlepas, rasanya ngilu, pahit, dan sakit. Namun, itu semua adalah bagian dari proses. Karena pada akhirnya, kita semua pasti akan menemukan yang asli, suatu saat nanti. (hlm. 20)
Nah, penggalan kalimat di atas merupakan kata kunci dari buku ‘Tulang Rusuk Susu’. Yang nantinya akan menjadi tema #ArisanBuku #KlubBukuSmanda. Jika di #ArisanBuku #KlubBukuSmanda yang pertama mendapat #CeritaHati yang membahas cinta pertama, ternyata di #ArisanBuku #KlubBukuSmanda juga mendapat buku yang serupa; Tulang Rusuk Susu yang ditulis oleh Indra Widjaya.
Pas, murid-murid unyu disuruh menceritakan tulang rusuk susu mereka, awalnya sih malu-malu. Ternyataaaa…panjang juga cerita-cerita mereka. Dan saya pun senyum-senyum gak jelas mendengar cerita mereka :D

Penasaran?!? Mari kita kupas satu per satu ;)
Annisa Khodista Syaka, Kelas XI IPA 3
Wanita tercipta dari tulang rusuk pria, karena memang ditakdirkan untuk
menjadi pasangan, pendamping, pemberi kekuatan, dan penyeimbang hidup
bagi pria. Dan setiap tulang rusuk itu punya pasangannya masing-masing.
Satu untuk satu. (Tulang Rusuk Susu hlm 20) Semua orang memiliki
masing-masing tulang rusuknya. Yang nge-trend nya ‘jodoh emang nggak
kemana’ . Tapi kadang kala kita berfikir bahwa seseorang yang pertama
kali membuat kita mengerti apa itu cinta merupakan tulang rusuk kita.
Pasti saat itu kita masih nggak tau istilah mantan dan move on, yang ada
hanyalah rasa berbunga-bunga yang datang ketika melihat si dia senyum
(ciee….). Disini saya mau mengutarakan sebuah cerita singkat tentang
absurdnya saya. Eh bukan tentang tulang rusuk susu saya. Kisah ini
bermula ketika saya dengan mendadak meminta pindah sekolah sama
orangtua. Absurd bukan? Ya, tapi bukan itu yang mau saya bahas. Saya
pindah kesekolah yang sangat dekat dengan rumah saya. Dan disitulah saya
bertemu dengan dia yang masih pakai baju merah putih. Sebut saja
namanya L (bayangin L Lawyett umur 10 tahun ^^). Pertama kenal L aku
ngerasa nyaman buat cerita ke dia. Sering banget aku bercanda,
ejek-ejekan, maupun saling pelit dalam ulangan (maklum sd). Aku pindah
ke SD itu saat aku kelas 3 dan di kelas itu aku sekelas dengan L. Lambat
laun, perasaanku kepada L makin beda dengan temen-temen yang lain.
Rasanya ada balon yang bikin sesek sama deg-degan kayak abis lari 34 m
tiap liat L maupun ejek-ejekan sama L. Perasaan itu makin menjadi dan
semakin besar akibat kenyataan bahwa L adalah tetanggaku. Kami sering
main karena rumah kami dekat. 6 tahun berlalu dan aku masih bersama L.
Kami bersekolah di smp yang sama. Tapi yang berubah adalah hubunganku
dengan L. Tak ada ejek-ejekan, tak ada main bareng, tak ada smsan lagi
bahkan tak ada kata-kata sapaan yang keluar dari mulut kami berdua.
Hubungan kami bak seorang yang saling asing. Itu bermula saat aku
mengetahui L tengah berpacaran dengan teman sekelasku di kelas 9, Aku
yang masih memendam rasa dan tak pernah kuungkapkan membuatku sakit
hati. Aku mulai mendiamkan L. Hingga suatu hari, dihari dimana semua
tengah mempersiapkan ujian tryout aku mendengar sebuah kabar yang
mengejutkan dari ayahku. Pagi itu ayahku mengatakan bahwa L telah pergi
selamanya. Betapa terpukulnya aku. Hatiku bagai ditusuk ribuan paku.
Apakah ini mimpi? Mimpi kan? Aku berangkat sekolah dan segera tersadar
saat mendengar suara tangisan luar biasa keras dari kelas 91 maupun 92.
Bahwa itu bukan mimpi. L temanku sekaligus tulang rusuk susuku telah
pergi jauh menuju keabadian dan meninggalkan diriku yang masih menyimpan
permintaan maaf dan perasaanku kepadanya. Menyesal selalu datang di
akhir… Tentu saja, ketika ‘tulang rusuk susu’ itu terlepas, rasanya
ngilu, pahit, dan sakit. Namun, itu semua adalah proses. Karena pada
akhirnya, kita semua pasti akan menemukan yang asli, suatu saat nanti.
(Tulang Rusuk Susu hlm 20)
Diah Ayu Lestari, Kelas XI IPA 1
TULANG RUSUK SUSU. Ya.. Memang terdengar sedikit aneh di telinga saya,
tapi gak tau kalo telinga kalian ya ?? Hehehe TULANG RUSUK SUSU. Kalimat
ini baru saja saya dengar ketika saya membaca buku dari Bukune hasil
karya Indra Wijaya, yang saya dapatkan dari hadiah arisan buku Klub Buku
Smanda. Keren ya..!! (O̷̴̷̴̐ﻬO̷̴̷̴̐ʃƪ) (bagi saya tapi -_-) Dari buku
ini saya menjadi tau apa makna tulang rusuk susu yg sebenarnya, yang
ternyata bukan hanya ada gigi susu aja tapi tulang rusuk juga ada yg
susu loh. (¯―¯٥) Sedikit pengertian tulang rusuk yang dapat saya tangkap
dari buku ini adalah bahwa tulang rusuk bisa juga dikatakan sebagai
cinta pertama, atau saya lebih suka menyebutnya dengan sebutan cinta
monyet (Bukan berarti yang boleh jatuh cinta itu cuma monyet ya.. Itu
cuma sekedar istilah aja). (‘▿^)
Nah, kali ini saya akan berbagi sedikit cerita tentang tulang rusuk
versi saya, di simak yah (ง`▽´)-σ cerita ini di awali dengan sebuah
pertemuan singkat. Saat itu saya sedang menemani teman saya yang ingin
bertemu dengan pacarnya. Beberapa menit berlalu hingga akhirnya datang
juga pacarnya dan langsung menemui kami. Dia datang bersama temannya
(sebut saja mereka Upin dan Ipin). Lalu si Upin mengajak teman saya
untuk pergi sebentar. *jeng-jeng* “Apa? Pergi? Terus gw gimana?
щ(º̩̩̀▿º̩̩́щ)” Pikir saya dalam hati. Lalu teman saya meminta izin
kepada saya. Sebenarnya sih saya gak mau di tinggalin, tapi ya mau
gimana lagi namanya juga orang baru jadian, mau dilarang juga pasti
bakalan nekat. Lalu tiba-tiba si Ipin berkata “udah tenang aja, cuma
pinjem temennya sebentar kok sayang.” *jlebbb* tunggu-tunggu, dia
panggil apa barusan, SAYANG? Dan tiba-tiba saja hati saya mendadak jadi
deg-degan gak karuan. Saya pun hanya bisa terdiam seribu kata, tanpa
menunggu jawaban saya yang lama mereka udah ngacir duluan deh ninggalin
saya sendiri. “Sialan!” Pikir saya. ( ‾▿▿▿▿‾ ) Keesokan harinya di sore
yang sejuk, saya dan teman saya pergi ke indomart untuk belanja di suruh
ibu. Sepulang dari indomart, tiba-tiba motor kami di hadang oleh Upin
dan Ipin. Ternyata mereka ingin camilan yang baru kami beli tadi (¯―¯٥) .
Karena kami tidak mau memberikannya, si Ipin tiba-tiba mengambil kunci
motor kami. Saya pun buru-buru mengambilnya, tapi usaha saya sia-sia.
Dia terlalu lincah untuk menjadi seorang pencuri. (o´⌣`o)
. Karna saya tidak mau kalah, saya ambil ganti kunci motor mereka. Tapi
ternyata mereka terlalu lincah, mereka berhasil mengambil kuncinya
kembali dari tangan saya. Karena hari sudah larut sore kami pun menyerah
dan memberikan sebagian camilan kami untuk mereka. Lalu saya meminta
kunci motor saya kembali kepada Ipin. Namun dia masih saja jail menyuruh
saya mengejarnya sampai dapat. Saya pun mengejarnya hingga mendapatkan
kunci saya kembali. Sebelum kami pergi, tiba-tiba saja Ipin menyentuh
kepala saya dengan lembut sambil bermain mata yang membuat saja jadi
meleleh (∩_∩) (coklat kali meleleh). Sesampainya di rumah, kami
duduk-duduk sebentar di depan rumah teman saya sambil menghilangkan
lelah sejenak. Tiba-tiba si Ipin sms teman saya, dia bertanya nanti
malam ada acara tidak. Lalu teman saya membalas tidak. Dia pun meminta
izin untuk main ke rumah saya. Saya pun mengizinkannya. Malam harinya
mereka pun datang ramai-ramai ke rumah teman saya (sebelah rumah saya).
Mendengar suara mereka, saya segera keluar dari rumah dan melihatnya.
Ternyata benar mereka, lalu saya duduk di depan rumah. Saya sengaja
tidak menghampiri mereka, biar mereka saja yg menghampiri saya. Lalu
tiba-tiba si Ipin menghampiri saya dan bertanya apakah ini benar-benar
saya, sambil menyenteri muka saya. Lalu saya menjawab,”Ya iyalah ini gw,
loe kira apa? Setan?” Lalu dia tertawa dan berteriak kepada
teman-temannya “Hey ternyata ini benar dia, bukan setan”. (Sialan!
(¯―¯٥) gw di bilang setan) Lalu mereka semua menghampiri saya, dan duduk
bergabung dengan saya. Yang membuat saya kaget adalah ketika saya
melihat ada Fizi juga di antara mereka. Fizi adalah orang semasa kecil
saya yang hingga sekarang masih mengejar-ngejar saya yang selalu saya
abaikan, dia bilang sih saya adalah cinta pertamanya. Oleh karena itu,
sampe kapan pun dia akan terus mengejar cinta pertamanya sampai dapat
(¯―¯٥) . Tiba-tiba Ipin duduk di depan saya, saya menjadi kaget dan
sedikit was-was. Lalu tiba-tiba Ipin menyentuh kaki saya dengan lembut,
dan menyiraminya dengan pasir yang ada di sebelahnya. Karena kebetulan
saat itu rumah saya sedang di renovasi. Fizi mengetahui apa yg sedang
Ipin lakukan, lalu Fizi memarahi Ipin,”Hey Pin, jangan nakal dong. Kaki
dia lagi sakit tau”. Karena Ipin mengetahui bahwa kaki saya sedang
sakit, dia malah semakin perhatian dengan saya, yg membuat si Fizi jadi
cemburu. Lalu kaki saya di bersihkannya dengan lembut. Setelah itu dia
hanya memandangi saya terus-menerus tanpa bosan (saya aja bosan banget
sebenernya di liatian terus (¯―¯٥) ). Hari mulai larut malam, mereka pun
pamit dengan saya untuk pulang. Sebelum pulang, Ipin sempat meminta
nomor handphone saya. Awalnya saya tidak ingin memberikannya. Tapi karna
dia memaksa, apa boleh buat. Fizi yg mengetahuinya langsung berteriak
“Jangan di kasihhhhhhhh”. Mendengar teriakkannya, teman-teman yg lain
pun langsung menahan Fizi agar tidak mendekati kami. Yah, karna mereka
sangat mendukung sekali kedekatan saya dan Ipin. Setelah saya memberikan
nomor handphone saya, dia pun beranjak pergi. Seperti biasa, sebelum
pergi dia selalu menyentuh kepala saya dengan lembut. Saya pun tersipu
malu, dan teman-teman lalu menyoraki kami “ciye-ciye”. Sesampainya di
rumah, tiba-tiba handphone saya berbunyi banyak sekali. Saya berharap
kalau itu adalah sms dari Ipin. Tapi ternyata, tidak ada satu pun sms
dari Ipin. Semua sms dari teman-teman yg tadi ke rumah dan malah
ciye-ciyein saya gak jelas. Tidak ketinggalan juga si Fizi yang langsung
sms dengan nada marah-marah. Dia memarahi saya jika saya terlalu dekat
dengan Ipin. saya pun mengabaikannya. Karena saya juga gak ada pulsa
saat itu. Keesokan harinya, handphone saya kembali berbunyi. Ternyata
dari Ipin. Tidak tahu kenapa hati saya senang sekali, dan tanpa berpikir
panjang saya langsung membeli pulsa untuk ingin segera membalasnya.
Karena sudah cukup sering kami sms-an, Ipin pun memberanikan diri untuk
menembak saya. Saya langsung kaget dan bingung harus bagaimana. Saya
langsung bertanya kepada teman-teman saya (maklum baru pertama di tembak
cowok, namanya juga cinta pertama)(¯―¯٥) . Mereka semua pun kompak
untuk menyuruh saya menerimanya. Tapi setelah saya fikir-fikir, ada
baiknya jika saya meminta waktu untuk berfikir apa jawaban yang tepat.
Saya pun meminta waktu 3 hari untuk berfikir kepada Ipin. Ipin pun
mengizinkan. Dalam waktu yang sesingkat itu, Ipin gunakan dengan
sebaik-baiknya untuk menarik perhatian saya agar saya mau menerimanya. 3
hari itu pun berlalu, mau tidak mau-siap gak siap saya harus
menjawabnya. Dia pun langsung sms dan bertanya “Gimana jawabannya, ini
kan udah 3 hari”. Lalu saya menjawab, “Emmm, gimana ya?”. “Ayo dong”.
Dengan hati deg-degan saya pun menjawab, “Maaf ya Ipin aku gak bisa “.
Dia pun hanya mengirim pesan dengan emot wajah bersedih “☹”. Saya pun
melanjutkan smsnya “Maaf Ipin, aku gak bisa. Gak bisa buat gak nolak
kamu “. Dia pun langsung menjawab dengan emot senyum dan berkata ” Jadi
kamu nerima aku?”. Dengan malu-malu saya menjawab,”Udah gak usah banyak
tanya, atau mau aku cabut lagi kata-kata aku barusan?”. “Jangan dong
sayang, iya deh iya gak banyak tanya. Makasih ya sayang “. Dan saat itu
pun dia memanggil saya dengan sebutan SAYANG, seperti pertama kami
bertemu dulu. Tepat tanggal 19 November kami resmi berpacaran. *(♥o♥)/*
Lalu, bagaimana kabar Fizi? Mendengar kami berdua telah resmi
berpacaran, dia langsung tidak ada kabar sama sekali. Kemana dia? Ah
masa bodo, yang penting dia gak akan bisa ganggu aku lagi karena
sekarang udah ada yang jagain. Hehehe (∩_∩) 2 tahun lamanya kita
berpacaran. Hingga Ipin lulus sekolah dan harus melanjutkan sekolahnya
ke Jakarta. Mau tidak mau kami harus memulai cerita baru, yaitu LDR.
Ternyata LDR bukanlah hal yang mudah untuk di jalani. Selalu ada masalah
yang sepele yang dapat membuat kami bertengkar. Tidak butuh waktu yang
lama, setelah beberapa bulan kami menjalani LDR, kami pun memutuskan
untuk mengakhiri hubungan ini. Hubungan kami berakhir dengan baik-baik.
Sampai sekarang pun kami masih sering kontek-kontekan via handphone.
Denger-denger sih sampai sekarang dia belum dapetin pengganti aku.
Katanya sih belum ada yg cocok. Padahal aku sering mengecek facebook,
siapa yg sering ngintipin facebook aku. Dan ternyata dia lah orang
pertama yg muncul (hihihi jadi malu). Masih ngarep ya? Kasian. Siapa
suruh dulu mengabaikan. Sekarang udah jauh, masih nyariin kan? Tapi aku?
Aku sekarang menjalin hubungan dengan Fizi. Ntah gimana ceritanya
sampai aku bisa membuka hati untuk dia. Mungkin karena sekarang dia
terlihat lebih keren dari yang dulu. Dan yang pasti, lebih keren dari
mantan aku. Hihihi.. (´̯ ̮`̯ ) Akhirnya Fizi mendapatkan cinta
pertamanya yang dulu selalu lari darinya.
Nurafni Balqis, Kelas XI IPA 3
Tulang rusuk susu saya ibaratkan dengan dengan sang “mantan pacar”. Saya
punya pengalaman tentang tulang rusuk susu saya panggil saja ia, Denny.
Awalnya saya kenal dari kakak sepupu saya. Setelah beberapa lama pdkt
atau pendekatan akhirnya saya pun perpacaran, bulan pertama terlewati
dengan bahagia seakan akan saya merasa Denny lah tulang rusuk permanen
saya. Bulan selanjutnya barulah timbul masalah, Denny sering sekali
sibuk dan mengabaikan saya dari sms gak di bales, bbm enggak di read dan
telpon pun tidak di angkat. Alasannya selalu sama yaitu ‘maen game di
warnet’dan berkali kali juga denny berkata ‘maafin aku’. Dan denny pun
tidak menepati janji ketika ada janji bertemu misalnya. Lama kelamaan
saya pun lelah dengan sikapnya yang semakin lama semakin datar ke pada
saya. Seolah olah saya ini bukan pacaranya. Suatu hari saya dan Denny
sedang makan bersama. Dan ketika Denny ingin ke kamar mandi saya
mengecek hp Denny, betapa shocknya saya ketika melihat bbm-nya dari
cewek dengan mesranya. Ketika Denny keluar dari kamar mandi dan duduk
kembali saya menunjukan bbm-nya dan saya minta putus. Dengan mudahnya
Denny berkata ‘Ya udah kita putus’. Betapa sakitnya hati saya sampe
meneteskan air mata hingga berhari hari karena saya sangat sayang
terhadap Denny. Tetapi saya yakin suatu saat saya akan menemukan tulak
rusuk permanen saya.
Nur Fitri Kusuma Tirta, Kelas XI IPA 2
“Ketika kamu LDR maka putuslah”, suka banget sama kata-kata ini karena
pas sama pengalaman yang pernah aku alamin. LDR ini ngejalaninnya unik
karena kita itu pacarannya sama gadget bukan sama orang yang sebenarnya.
Mencari tulang rusuk susu itu nggk semudah mencari jarum ditumpukan
jerami. Kita juga harus pinter-pinter milih mungkin dari kesamaan hobi,
makanan atau apapun biar lebih dapet chemistry-nya. Nah awal pencarian
tulang rusuk susuku ini waktu kelas 1 SMP tapi tulang rusukku yang
pertama ini melepaskan dirinya dariku, it’s oke lah no problem. Yang
kedua ini waktu kelas 2 SMP sama temen satu kelas sendiri tapi lagi-lagi
aku terpaksa melepaskan tulang rusuk susuku ini karena sebuah alasan.
Dari dua kegagalan ini aku jadi belajar bagaimana menjaga sebuah
hubungan biar nggak failed mulu. Nah yang ketiga nih spesial banget
pakek telor aku ngerasa dialah pasangan tulang rusuk susuku yang cocok
banget sama aku. Namanya *sensor* dia kakak kelas aku waktu SMP, darinya
aku belajar LDR iyaa LDR ternyata itu susah banget dijalani akhirnya
kisah klasik ini cuma berjalan 3 bulan. Mulai dari sini aku udah lazy
banget nyari yang namanya tulang rusuk susu. Aku percaya bahwa kita itu
udah ada pasangan tulang rusuknya “nanti “ bukan lagi tulang rusuk susu
tapi permanen. Sekarang aku stop dulu buat nyari tulang rusuk susuku,
biarkan saat ini mengalir apa adanya saja. Single kali ini lebih okee…
Fadhila Athiya Muhtar, Kelas XI IPA 2
Tulang rusuk susuku? (-,-) Sering ngarep kalo dia orangnya. Masalahnya,
si “dia” bukan cuma 1 orng terakhir pacarn sabtu malem, 23 maret 2013.
Bentar lagi anniv 1st haha.. Temen: “Dhil, ad niat pacaran lagi ngga?”
Aku: “Ngga ah, nanti tulang rusuk permanenku gimana??” Sebenernya nggak
gimana-gimana sih. Mungkin karena aku udah jd anak rohis. Tau sendiri,
“rohis=rohani islam” kalo ngomongin yang beginian, so sensitif.. “Udah,
putusin aja!” atau “pacaran ngga ada dalilnya!”. Hhh.. akhir-akhir ini
aku khilaf (untk kesekian kali:)) waktu itu ngga sengaja sharing-sharing
berdua sama si “dia” di rumahnya sampe jam 10 malem. Rasanya seneng,
amazing, super, wow. kejadian itu baru pertama kalinya.. drama banget
diawalnya, tapi begtu sampe rumah, Sadar. “Kamu gak boleh macem-macem
Dhil. Tulang rusukmu ini cuma untuk pemilik yang asli, yang permanen!”.
Ampun ya Allah Yth pemilik tulang rusuk permanenku.
Like Mawarni, Kelas XI IPA 2
Saya akan menceritakan pengalaman cinta saya saat SMA, cerita ini
dimulai saat MOS ceritanya waktu MOS itu, aku suka sama cowok dia itu
cowok misterius gak tau kenapa aku bisa suka ma dia, padahal dia itu
jutek banget dan oh iya aku lupa, dia cowok itu namanya Rega. Ini bener
dia namanya Rega cowok misterius yang pinter gambar. Seiring berjalannya
waktu pokoknya itu pas setelah MOS, ternyata dia ngedeketin saya aku
sih pertama sok-sok jutek gitu.. Terus setelah melewati masa PDKT dia
nembak saya *mati dong aduh bingung harus jawab apa?? Pengennya sih IYA.
Akhirnya saya nerima dia jadi pacar saya dan hubungan ini berjalan
sampai sekarang.
Divia Mahdalena Mahtovani, Kelas X PS 3
Siapapun tulang rusuk permanenku nanti, harus bisa sayang juga sama ibu,
karena sama ibu, aku ngerasain cinta yang sebenarnya. Cinta yang gak di
buat-buat. Cinta dari segala cinta: keluarga. Ya meskipun sekarang
Divia sudah punya tulang rusuk sementara, tapi belum tau bakalan berubah
jadi permanen/masih sementara. Ya Divia juga gak tau ya bakalan jadi
tulang rusuknya siapa, yang penting calon tulang rusuk permanen Divia
itu sayang sama bunda, ayah, dan sama adik-adik.
Devi Septya Wardani, Kelas XI IPA 2
Kalau Indra Wijaya yang kribo unyu unyu punya kisah tentang tulang rusuk
susunya ketika SD. Saya juga punya nih cerita tentang tulang rusuk susu
yang pernah saya alami. Yang pastinya beda lah ya? Karena kita beda
zaman, beda kepala, beda rasa (manis, pahit, asam, kecut) lho ? Beda
tulang rusuk juga pastinya jadi mustahil banget kalau sama. Jika kisah
kakang kepo ini terjadi tahun 1990-an tepatnya 1997, yang mungkin saya
belum lahir atau baru saja lahir dan pastinya baru bisa nangis oek oek
oek hmm sayang banget ya gak se zaman coba se zaman, harapan semu. Kalau
kisah saya lebih maju dikit tahun 2000-an tepatnya 2003. Tau dora?
Dora? Iya dora but bukan doraemon yang punya kantong ajaib, ini dora
yang punya peta. Saya gak jauh beda dengan Dora, punya poni di depan,
rambut yang gak panjang panjang, kulit yang coklat melulu gak putih
putih karna sering panasan main layangan. Tapi sayangnya Dora belum
tenar waktu itu jadi saya agak sedikit lega, gak ada yang manggil saya
Dora. Hari pertama masuk sekolah, yang lain ada yang di antar pakai
motor, mobil, sepeda. Saya tinggal ngesot saja sebenernya sampai tapi
gempor hah ?? Saya jalan dengan santainya dengan teman teman satu
kompleks (lha wong sekolahan di pojok depan rumah ). Hari pertama
identik dengan upacara, ya setelah upacara selesai agenda selanjutnya
milih bangku. Kelas di penuhi oleh orang tua siswa yang sibuk mencarikan
bangku untuk anaknya dalam hati saya, ini yang sekolah anaknya atau
orang tuanya? Jadi bingung. Saya dapat bangku pojok nomer 2 dari
belakang, kacau ini udah badan kecil poni kepanjangan nutupin mata,
duduk pojok belakang lagi. Karena kita semua adalah murid baru dan
pastinya masih asing pelajaran hari ini adalah perkenalan terlebih
dahulu yang di pandu oleh ibu guru. Satu per satu mereka memperkenalkan
namanya. Tapi saya gak sebegitu memperhatikan saya sibuk sendiri
menghitung soal dari ibu semalam 88 +88 = ? Kata ibu kalau saya bisa
mengerjakan soal itu saya lebih sakti dari wiro sableng . Saat itu sudah
sampai giliran saya, ibu guru bilang “silakan selanjutnya” sampai 3
kali tapi saya gak ngeeh juga “hey” “kenapa? Kalau mau pinjam pensil
penggaris atau pun penghapus ambil saja, aku lagi sibuk!” “bukan itu”
“lalu apalagi mau kenalan denganku? Nanti aja deh!” “PDOD kamu (percaya
diri over dosis), ibu guru memanggilmu sekarang giliranmu memperkenalkan
diri” saya segera menoleh ( ohh inikah rasanya bila ku sedang jatuh
cinta hatiku berbunga bunga gelisah tak menentuku di buatnya. Tampan
sekali dia tersenyum dan saya hanya tersipu) dalam hati “hahahaha”
sontak semua murid langsung tertawa semaunya saya mendadak kaget, malu?
Iya malu banget, muka merah, campur bingung campur cabe campur toge
campur kacang berasa gado gado gitu. Untung ibu guru punya jurus
tersendiri untuk membuat semua kembali menjadi tenang. “Perkenalkan saya
Devi Septya Wardani saya tinggal dengan orang tua saya yang enggak jauh
dari sini tinggal jalan kaki dalam waktu yang kira kira cuman 188 sekon
sampai” “Wuih berarti jalanya kamu itungin dong?” celetus anak laki
laki yang berambut kriting yang keliatannya kepo “Tidak tidak, kata
temen saya dia udah ngitung jarak rumah saya ke sekolah ngitungnya pake
rumus wiro sableng hasilnya kira kira ya 188” Lagi lagi semua tertawa
pikir saya apa ada yang salah dengan rumus wiro sableng? Entahlah yang
pasti saya keliatan gaul kalo bisa kaya wiro sableng punya jurus yang
bekeen jadi pendekar. Diam diam saya sering menoleh ke kanan sekedar
melirik wajah lelaki sebut saja Muki (Hanya nama samaran) yang tadi
bilang saya PDOD walaupun hitam tapi jangan salah itu tak mengurangi
secuilpun ke tampannya, layaknya lagu hitam manis gitu. Makin wah di
mata saya karena ternyata dia juga pintar dan pendiam, saya semakin
betah noleh ke kanan ini kalau begini caranya, tapi bisa bisa kepala
saya tengkleng ke kanan. Ternyata pandangan saya gak semulus kulit cinta
laura karna di depan muki ada si sipit yang putih ya walaupun masih
putihan susu indomilk si, sipit yang SUPERZUPER iyuhh. Tiap hari ngeyel
lah ngejeklah. Yang setiap manggil saya dengan nama Depol lah kadang
mata tahi lalat lah, maklum karena di bawah sebelah kanan mata saya ada
tahi lalatnya tapi saya bersyukur untung cuman tahi lalat kalau tahi
sapi saya yang repot, nama si putih sipit adalah (…..) sebut saja aji
(sekedar nama samaran). Jadi setiap kepala ini menoleh ke kanan secara
otomatis yang saya lihat pertama kali adalah Aji baru Muki ini yang
sering buat kacau. Sering saya ketauan saat curi pandang ke kanan
melirik Muki sambil bayangin Muki bisa jadi pendekar kaya Wiro Sableng,
terus saya di bonceng pakai sepedahnya untuk jalan jalan sore, terus
nanti kalau ada orang jahat, Muki langsung keluarin jurusnya untuk
ngelindungin saya, saya senyum senyum sambil ngebayangin. Dan kacaunya
itu ketauan sama Muki. Muki cuman naikin alis kanannya yang mungkin
heran, saya cuman cengar cengir bingung,eeh malah Muki senyum jadi
berbanding terbalik saya yang naikin alis sebelah kiri. Tanpa sadar saya
juga melirik ke aji sekejap ekspresi muka saya langsung berubah melihat
Aji bermuka merah kepalanya keluar asap dan muncul dua tanduk, dalam
hati tertawa haha jelek sekali dia seperti itu. Dan itu gak cuman satu
atau dua kali dia berekspersi seperti itu setiap dia tau saya senyum
senyum sama Muki kepalanya lagsung bertanduk dua. 4 tahun pun berlalu
pola pikir dan bermain siswa SD pun secara otomatis berubah pola,
berganti musim surat suratan pakai kertas di lempar yang tak lain
bacaanya adalah “a CS b” pertama kali yang melempar surat ke kepala saya
adalah Aji dengan bacaan”mata tahi lalat” saya langsung membalas “mata
kamu kamu mejem terus” selang beberapa menit dia melempar , saya baca
berulang kali baca mungkin salah tetapi saya baca sampai tujuh kali
tetep aja gak berubah tulisan “Aji CS Devi”. Deg tepar enggak percaya
sipit bisa nulis kaya gitu. Tepat pada kelas 4 tangan kiri saya patah
jatuh dari pohon jambu belakang sekolahan saya yang di kenal jarang
sekali nangis, waktu itu nangis sejadi-jadinya melihat tangan kiri saya
bengkong. Yang saya pikirkan waktu adalah ibu dan bapak kacau akan
memarahi saya habis habisan, karena setiap hari saya di peringatkan
jangan suka manjat pohon, bahkan tak jarang ibu berteriak teriak kaya
pakai toa masjid kerasnya agar saya segera turun. Tapi ini udah kejadian
dan saya pun tambah nangis kalau bayangin ekspresi bapak dan ibu.
Hampir 2 minggu saya terbaring di kamar dengan tangan yang masih salam
sangkal putung . Saya gak bisa sekolah gak bisa liat senyum Muki , hmm
rinduu sekali. Rasanya tu nano nano waktu temen temen jenguk manis
sekali tapi sayang rasa itu langsung berubah asam saat muki gak ikut.
Saya sempat menghantar teman teman pulang sampai depan pintu dengan
tangan di gendong di depan, kemudian duduk di ruang tamu, saya melihat
sepeda yang gak asing itu sepeda Muki, Muki dateng sama 4 orang teman
yang salah satunya Aji. Muki cuman liat sekitar rumah sedangkan Aji
teriak tertiak “Deeviii…Deevii muncul dong ke depan pintu”. Kenapa yang
manggil Aji bukan Muki? Saya muncul ke depan pintu “Kenapa gak masuk?”
Mereka berlima malah tunjuk-tunjukan suruh masuk dulu sampai setengah
jam gak kelar kelar, mereka berlima akhirnya memutuskan untuk tidak
masuk karena malu bin takut dengan bapak. “Devi aku pulang ya, cempet
sembuh cepat sekolah biar kita bisa lempar surat lagi” Ciiee ciieee
mereka berempat kompak. Lagi-lagi aji yang doain Muki cuman senyum say
good by saat pulang..sedih . Setelah tangan saya mulai mendingan saya
mulai masuk sekolah lagi tapi kini ada yang beda karena saya musti
gendong tangan saya di depan, saya sempat berpikir untung tangan yang
saya gendong gimana jadinya kalau kaki hmm mungkin itu lebih dari kacau.
Lagi lagi Aji menghampiri “Tenang kini aku gak akan jail lagi sama
kamu, aku bakal jagain tangan kamu deh kalo ada yang jailin oke”. Saya
malah bingung jadinya 3 minggu gak sekolah ada angin apa bocah ini?
Seminggu saya sekolah Muki cuman nanya 1 kali “Udah sembuh? Makanya lain
kali jangan manjatin pohon” Cuman itu doang, apa karena anaknya pendiam
jadi gak tanya tanya? Tapi masa dia gak ngeeh juga dari dulu saya
memperhatiin? Hari itu juga rekor muri karena ini yang pertama kali saya
dapet surat, surat? Iya surat cinta, dari Aji yang di tulis pakai
kertas diary gitu di taruh dalam tas yang isinya pada intinya dia tiap
hari nunggu saya berangkat sekolah dan kalimat terakhir oh rasanya saat
baca “Aku dari dulu suka sama kamu tau”. Saya bingung karena ya rasa
sama Aji datar datar aja gak kaya ke Muki ada cembung cekungnya. Saya
tak membalas, lama lama sikap Aji berubah 180 derajat lebihin dikit
mungkin ada komanya. Aji sekarang lebih sering main sama Viyu temen satu
kelas juga, apa apa sama Viyu ngerjain PR sama Viyu belajar kelompok
sama Viyu main kasti sama Viyu. Sampai sampai kepala saya bertanduk liat
mereka. “Hey Dev aku denger denger Aji punya pacar lo” “Haha emang
siapa yanag mau sama Aji” Sedikit mengelak padahal dalam hati panas
melebihi kebakaran jenggot “Aji pacaran sama Viyu, kemaren Viyu sendiri
yang bilang” “Oh ya cocok deh kalau begitu” Dalam hati menangis miris
sambil berkata hiih dasar playboy katanya dulu suka sama saya kok malah
pacaran sama Viyu gimana si Aji? Kelas 5 adalah masa masa saya banyak
makan hati tertekan batin masih untung gak stroke. Karena tiap hari
lihat Aji dan Viyu, dan Muki. Muki pun masih sama tetap pendiam suka
senyum senyum yang udah gak ada artinya lagi lama-kelamaan rasa saya ke
Muki mulai datar gak cembung ataupun cekung, dan ke aji rasa malah
semakin besar makin cemburu makin benci tapi kok suka. Setiap hari saya
ngerasaan perasaan itu untung gak sampai darah tinggi. Suasana berubah
ada murid baru yang badanya masih keturunan sumo mungkin cucunya atau
uyutnya, anaknya kepo sangat lucu iya. Setidaknya bocah gentung ini bisa
menetralisir racun yang masuk gara gara Aji sama Viyu. Tinggal setahun
lagi di SD ini setelah banyak rasa-rasa yang di lewati, kini semua
berubah Aji mulai negur saya lagi, Viyu pun sekarang jarang sama Aji.
Dan Muki kini sering sharing tentang kelanjutan SMP saya ataupun masalah
sekitar soal ujian, yang bikin saya keringat dingin ternyata Aji selama
satu tahun sama Aiyu itu bukan pacaran melainkan cuman sering curhat
sama Viyu, yaa saya bahagia saat terakhir seperti ini rasa pada Aji dan
Muki sama sama cekung dan cembung. Saat perpisahan SD kami bertiga
sempat mengabadikan foto bersama “cekkriiiiiikkkkk” Itulah cerita tulang
rusuk susu yang saya alami cerita nyata walaupun udah sedikit saya
poles sebenarnya masih banyak kejadian yang saya alami bersama Aji dan
Muki. Tapi ini pada intinya saja dan Teryata Muki 1 SMP dengan saya satu
kelas lebih tepatnya dan Aji kita beda sekolah, kapan-kapan lanjut
tulang rusuk susu versi SMP ya :D